Sejak kemunculannya di awal tahun 2022, penyakit cacar monyet (Mpox) telah menjadi pusat perhatian global. Kasus yang meningkat secara signifikan di berbagai negara telah memicu kekhawatiran dan ketakutan, terutama mengingat pengalaman traumatis dengan pandemi COVID-19. Namun, penting untuk diingat bahwa Mpox bukanlah COVID-19 baru. Meskipun keduanya merupakan penyakit menular, terdapat perbedaan signifikan dalam hal penyebab, penyebaran, gejala, dan pengobatan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara Mpox dan COVID-19, serta menjelaskan mengapa penting untuk tidak menganggap Mpox sebagai pandemi baru. Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai kedua penyakit ini, diharapkan masyarakat dapat bersikap rasional dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dari infeksi.

Ikutin Terus Website Resmi Kita Untuk Berita Update Lainnya pafikabkulonprogo.org

1. Penyebab: Virus Berbeda, Mekanisme Berbeda

Mpox dan COVID-19 disebabkan oleh virus yang berbeda, dengan mekanisme infeksi yang berbeda pula. Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet, yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae. Virus ini terkait erat dengan virus cacar, tetapi jauh lebih ringan. Sementara itu, COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang merupakan anggota genus Betacoronavirus dari famili Coronaviridae.

Virus cacar monyet biasanya menginfeksi hewan seperti tikus, tupai, dan monyet. Penularan ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi.

Sebaliknya, virus SARS-CoV-2 terutama ditularkan melalui droplet pernapasan yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini dapat menempel pada permukaan benda dan bertahan selama beberapa jam, sehingga penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Ikutin Terus Website Resmi Kita Untuk Berita Update Lainnya pafikabkulonprogo.org

2. Gejala: Manifestasi Klinis yang Berbeda

Gejala Mpox dan COVID-19 juga berbeda, meskipun keduanya dapat menyebabkan demam dan kelelahan. Pada Mpox, gejala awal biasanya muncul dalam waktu 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala tersebut meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan. Kemudian, ruam kulit muncul, biasanya dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini berkembang melalui beberapa tahap, dimulai dengan bintik-bintik merah, kemudian menjadi benjolan, kemudian menjadi lepuh yang berisi cairan, dan akhirnya menjadi keropeng.

COVID-19, di sisi lain, memiliki gejala yang lebih beragam, termasuk demam, batuk, sesak napas, kehilangan indra penciuman atau perasa, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, dan diare. Gejala dapat muncul dalam waktu 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Meskipun ada perbedaan dalam manifestasi klinis, penting untuk diingat bahwa kedua penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang serupa, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk penanganan yang tepat.

3. Penyebaran: Pola Penularan yang Berbeda

Pola penyebaran Mpox dan COVID-19 juga berbeda. Mpox terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.

Sebaliknya, COVID-19 terutama ditularkan melalui droplet pernapasan yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini dapat menempel pada permukaan benda dan bertahan selama beberapa jam, sehingga penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Perbedaan dalam pola penyebaran ini memiliki implikasi penting dalam upaya pencegahan. Untuk Mpox, pencegahan utama adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan lesi kulit mereka. Sementara itu, untuk COVID-19, pencegahan utama adalah menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kerumunan.

4. Pengobatan: Penanganan yang Berbeda

Pengobatan untuk Mpox dan COVID-19 juga berbeda. Tidak ada pengobatan khusus untuk Mpox, tetapi pengobatan suportif, seperti obat pereda demam dan antiseptik, dapat membantu meringankan gejala. Vaksin cacar, yang memberikan perlindungan terhadap Mpox, juga dapat digunakan sebagai pengobatan pasca-paparan untuk orang yang telah terpapar virus.

COVID-19, di sisi lain, memiliki beberapa pengobatan yang tersedia, termasuk terapi antiviral dan terapi antibodi monoklonal. Vaksinasi juga sangat penting dalam pencegahan dan pengobatan COVID-19.

5. Dampak: Tingkat Keparahan dan Kematian yang Berbeda

Dampak Mpox dan COVID-19 terhadap kesehatan manusia juga berbeda. Mpox umumnya merupakan penyakit yang ringan, dengan tingkat kematian yang rendah. Namun, penyakit ini dapat menjadi serius pada anak-anak, orang dewasa yang immunocompromised, dan wanita hamil.

COVID-19, di sisi lain, dapat menyebabkan penyakit yang serius, termasuk pneumonia, gagal napas, dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Tingkat kematian akibat COVID-19 bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan yang mendasar, dan akses terhadap perawatan kesehatan.

6. Respons Global: Perbedaan dalam Penanganan dan Strategi

Respons global terhadap Mpox dan COVID-19 juga berbeda. Pada awal pandemi COVID-19, dunia menghadapi ketidakpastian yang besar mengenai virus baru ini, yang menyebabkan penutupan perbatasan, pembatasan sosial, dan lockdown di banyak negara.

Respons terhadap Mpox, di sisi lain, lebih terfokus pada pencegahan dan pengendalian infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pedoman untuk pencegahan dan pengobatan Mpox, dan negara-negara di seluruh dunia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pengawasan dan pelacakan kasus.

Meskipun ada perbedaan dalam respons global, penting untuk diingat bahwa kedua penyakit ini memerlukan perhatian serius dan upaya kolaboratif untuk mencegah penyebaran dan melindungi kesehatan masyarakat.

Kesimpulan

Mpox dan COVID-19 adalah penyakit menular yang berbeda dengan penyebab, gejala, penyebaran, pengobatan, dan dampak yang berbeda. Penting untuk tidak menganggap Mpox sebagai COVID-19 baru, karena kedua penyakit ini memerlukan penanganan dan strategi pencegahan yang berbeda.

Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai kedua penyakit ini, masyarakat dapat bersikap rasional dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dari infeksi. Penting untuk mengikuti pedoman kesehatan masyarakat, seperti menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kerumunan, serta mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.

FAQ

1. Apakah Mpox lebih berbahaya daripada COVID-19?

Tidak, Mpox umumnya merupakan penyakit yang lebih ringan daripada COVID-19. Tingkat kematian akibat Mpox jauh lebih rendah daripada COVID-19. Namun, Mpox dapat menyebabkan penyakit yang serius pada anak-anak, orang dewasa yang immunocompromised, dan wanita hamil.

2. Apakah vaksin COVID-19 melindungi dari Mpox?

Tidak, vaksin COVID-19 tidak melindungi dari Mpox. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda, sehingga vaksin untuk satu penyakit tidak akan memberikan perlindungan terhadap penyakit lainnya.

3. Apakah Mpox dapat ditularkan melalui udara?

Mpox terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh. Penularan melalui udara sangat jarang terjadi.

4. Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala Mpox?

Jika mengalami gejala Mpox, penting untuk segera mencari bantuan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnosis yang tepat. Pengobatan suportif dapat diberikan untuk meringankan gejala.